Rabu, 24 Mei 2017

QUOTES OF LIFE PRAMOEDYA ANANTA TOER


-QUOTES OF LIFE PRAMOEDYA ANANTA TOER

“Kau harus berterima kasih pada segala yang memberimu kehidupan, sekalipun dia hanya seekor kuda” -Bumi Manusia

“Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya” –Rumah Kaca

“Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan”

“Semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain. Harus semakin mengenal batas” –Bumi Manusia

“Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh. Dan kesalah orang-orang bodoh ialah menganggap orang-orang lain pandai”

“Berbahagialah dia yang makan dari hasil keringatnya sendiri, bersuka karna usahanya sendiri, dan maju karna pengalamannya sendiri”

“Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu Keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini ?”

“Manusia yang wajar mesti punya sahabat, Persahabatan tanpa pamrih. Tanpa sahabat hidup akan terlalu sunyi”

“Sia-sianya dunia ini kalau untuk meningkatkan satu orang yang lain mesti diinjak”

“Tanpa mempelajari bahasa sendiripun orang takkan mengenal bangsanya sendiri”

“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun ? Karna kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari –Child Of All Nations”

“Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan berhasil, dan berhasillah kau ! Anggap semua pelajaran mudah, dan semua akan jadi mudah ! Jangan takut pada pelajaran apapun, karna ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan menbodohkan semua”

“Menulis adalah sebuah keberanian”

“Kau terpelajar ! Cobalah bersetia pada kata hati !” –Bumi Manusia

“Kalau mati, dengan berani ! Kalau hidup, dengan berani ! Kalau keberanian tidak ada, itulah sebabnya setiap bangsa asing bisa jajah kita”

“Jangan sebut aku perempuan sejati jika hidup hanya berkalang lelaki. Tapi bukan berarti aku tidak butuh lelaki untuk aku cinta” –Bumi Manusia

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah” –Rumah Kaca

“Menulislah dari SD, Apapun yang ditulis sedari SD pasti jadi”

“Jangan anggap remeh si manusia, yang keliatannya begitu sederhana. Biar penglihatanmu setajam elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaran dapat menangkap musik dan ratap tangis kehidupan, pengetahuan tentang manusia takkan bakal bisa kemput” –Bumi Manusia

“Sebagai pengarang saya masih lebih percaya kekuatan kata daripada kekuatan peluru yang gaungnya hanya akan berlangsung sekian bagian dari menit, bahkan detik”

“A mother knows what her child’s gone through, even if she didn’t see it herself” –Gadis Pantai

“How simple life is. It’s as simple as this: you’re hungry and you eat, you’re full and you shit. Between eating and shitting, that’s where human life is found” (Houseboy + Maid, in Tales from Djakarta)” -Tales from Djakarta: Caricatures of Circumstances and Their Human Beings"

“Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkak-rangkak di hadapan orang lain”

“Kehidupan ini seimbang Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada
penderitaannya saja, dia sakit” –Anak Semua Bangsa

“Masa terbaik dalam kehidupan seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri”

“Kalau kemanusiaan tersinggung, semua orang yang berperasaan dan berpikiran waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan orang yang berjiwa kriminal, biarpun dia sarjana” –Bumi Manusia

“Pernah ku dengar orang kampung bilang: Sebesar-besar ampun ialah yang diminta seorang anak dari ibunya, sebesar-besar dosa ialah dosa anak kepada ibunya” –Anak Semua Bangsa

“Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapapun tingginya, dia tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya. Kan begitu tuan Jendral ?” –Jejak Langkah

“Tak pernah ada perang untuk perang. Ada banyak bangsa yang berperang bukan hendak keluar sebagai pemenang. Mereka turun ke medan perang dan berguguran berkeping-keping seperti bangsa Aceh sekarang kini. Ada sesuatu yang dibela , sesuatu yang lebih berharga daripada hanya mati, hidup, atau kalah-menang”

“Suatu masyarakat paling primitif pun, misalnya di jantung Afrika sana, tak pernah duduk di bangku sekolah, tak pernah melihat kitab dalam hidupnya, tak kenal baca-tulis, masih dapat mencintai sastra, walau sastra lisan” -(Bumi Manusia, h. 233)

“Kita semua harus menerima kenyataan, tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang. Karena manusia juga bisa membikin kenyataan-kenyataan baru. Kalau tak ada orang mau membikin kenyataan-kenyataan baru, maka “kemajuan” sebagai kata dan makna sepatutnya dihapuskan dari kamus umat manusia” -Rumah Kaca

“Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama. Kan kau sendiri pernah bercerita padaku: nenek moyang kita menggunakan nama yang hebat-hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan kehebatannya—kehebatan dalam kekosongan. Eropa tidak berhebat-hebat dengan nama, dia berhebat-hebat dengan ilmu pengetahuannya. Tapi si penipu tetap penipu, si pembohong tetap pembohong dengan ilmu dan pengetahuannya” -Anak Semua Bangsa

“Setiap tulisan merupakan dunia tersendiri, yang terapung-apung antara dunia kenyataan dan dunia impian” -Rumah Kaca

“Apabila sebagai pengarang harus kutangguhkan begitu banyak ketidakadilan di tanahair sendiri, penganiayaan lahir-batin, perampasan kebebasan dari penghidupan, hak dan milik, penghinaan dan tuduhan, bahkan juga perampasan hak untuk membela diri melalui mass-media mau pun pengadilan, aku hanya bisa mengangguk mengerti. Sayang sekali kekuasaan tak bisa merampas harga diri, kebanggaan diri, dan segala sesuatu yang hidup dalam batin siapa pun”

“Setiap pejuang bisa kalah dan terus-menerus kalah tanpa kemenangan, dan kekalahan itulah gurunya yang terlalu mahal dibayarnya. Tetapi biarpun kalah, selama seseorang itu bisa dinamai pejuang dia tidak akan menyerah. Bahasa Indonesia cukup kaya untuk membedakan kalah daripada menyerah” -Prahara Budaya

“Setiap pengalaman yang tidak dinilai baik oleh dirinya sendiri ataupun orang lain akan tinggal menjadi sesobek kertas dari buku hidup yang tidak punya makna. Padahal setiap pengalaman tak lain daripada fondasi kehidupan” –Nyanyi Sunyi Seorang Bisu 2


Sumber: Goodreas

Rabu, 03 Mei 2017

SURAT UNTUKKU ! 5 Tahun Mendatang, Aku Yakin Kamu Telah Bahagia







SURAT UNTUKKU

5 Tahun Mendatang, Aku Yakin Kamu Telah Bahagia


Teruntuk diriku...
Surat ini ku tulis untukmu dengan membawa pesan dan harapan, agar kelak 5 Tahun mendatang kamu akan bahagia dengan segala perjuangan yang telah kamu lewati.

Ya, aku mengenal baik dirimu, semua hal tentangmu, juga kebiasaan burukmu itu. Kamu sebagai wanita yang mencoba kuat menjalani hari-harimu, yang orang lain pikir sangat membahagiakan itu.

Terlahir sebagai anak perempuan terakhir dari empat bersaudara, mungkin selalu menjadikan mu anak kecil dimata kedua orang tua mu. Hidupmu penuh kasih sayang yang sangat berlimpah dari orang tua mu. Beruntung sekali dirimu, itulah yang mungkin setiap orang katakan padamu. Tapi aku sangat tahu, sebenarnya kadang kamu merasa tidak demikian.

Aku mengetahui kamu memiliki orang tua yang selalu mencukupi semua kebutuhan kamu. Namun aku paham, justru sebenarnya kamu merasa terbebani dengan semua itu. Semakin banyak hal yang kamu dapat, sesungguhnya kamu juga dibebani tanggung jawab besar dari kedua orang tua mu.

Tak hanya tanggung jawab tapi juga harapan yang sangat tinggi. Betapa kamu benar-benar dijadikan satu-satunya harapan keluargamu, mungkin memang karna ketiga kakak perempuanmu belum meraih kesuksesan dalam karir mereka. Jadi semua bergantung kepadamu.

Ku harap kamu mampu menjalani semua ini dengan Ikhlas dan jangan menjadikannya Beban. Tetaplah bersyukur karena sampai detik ini kedua orang tua mu tak pernah berhenti mengusahakan yang terbaik untukmu.

Kelak 5 Tahun mendatang, saat kau baca surat ini kau akan sangat terharu mengingat semua masa-masa itu. Segala bentuk perjuanganmu kini telah membuahkan hasil yang indah.

5 Tahun mendatang, aku yakin kamu telah berhasil menyelesaikan studimu dan meraih gelar Sarjana. Saat itu kamu mungkin meneteskan air mata ketika kedua orang tua mu hadir di acara wisuda mu. Mereka sangat bangga dan juga bahagia melihatmu mengenakan Toga di kepala.

Kamu pasti merasa cukup lega, karna mungkin salah satu keinginan kedua orang tua mu telah mampu kamu wujudkan. Kamupun Bersyukur sekali bahwa semua keberhasilan yang kamu raih pastinya tak lepas dari perjuangan dan kerja keras mereka.

Kelak 5 Tahun mendatang, aku berharap kamu telah memiliki pekerjaan yang selama ini kamu impikan. Pastinya tak lepas dari hobimu yang dulu suka menulis atau bergelut dengan dunia novel fiksi maupun non fiksi.

Aku tahu kamu sangat mencintai pekerjaanmu. Ini mungkin akan jadi pembuktian untuk kedua orang tua mu bahwa kamu akhirnya bisa berhasil. Walaupun mungkin ini belum bisa di bilang mapan, setidaknya kamu sangat bahagia karna kamu bisa meringankan beban mereka.

Terakhir yang mungkin harus kamu ingat, janganlah terlalu asik dengan dirimu sendiri. Aku tahu kamu punya banyak ambisi demi membahagiakan kedua orang tua mu serta keluarga mu. Tapi aku berharap kamu tak lupa, kalau kamu juga berhak untuk kebahagiaanmu sendiri. Coba mulai lagi susun kepingan hati mu yang sempat hancur.

Mungkin kenangan masa lalu memang sulit dilupakan. Aku tahu kamu sangat mencintai pria yang pernah memenuhi hatimu hampir 8 tahun lamanya itu. Namun baiknya kamu mengerti, terkadang memang ada hal yang tak bisa dipaksakan, termasuk hubunganmu dengannya. Cobalah untuk merelakan semuanya.

Jadikanlah semua itu pelajaran untuk kedepannya. Beberapa pria mungkin saja telah memendam rasa padamu, tapi kamu terlalu sibuk sehingga tak menyadarinya. Maka dari itu, mulailah buka hatimu untuk orang-orang yang baru. Aku percaya kelak dirimu akan menemukan sosok pria yang akan mencintaimu dengan segala kekurangan dan kelebihanmu.

Teruntuk diriku...
Semoga setelah membaca surat ini kamu benar-benar sudah bahagia. Aku yakin semua perjuanganmu tak ada yang sia-sia. Bersyukurlah, semua hal yang sudah kamu lewati tentunya membuatmu lebih kuat dalam menghadapi cobaan kedepannya. Tetapi ingatlah AKU yang juga bagian dari DIRIMU !


Dinda Maghvirah, 3 Mei 2017